Pilih produk yang ingin anda beli. Klik Detail, lalu klik tombol Add to Cart
Klik tombol View Your Cart yang ada di atas halaman (header) sehingga muncul pop up keranjang belanja. Klik tombol Check Out With
Isikan alamat tujuan pengiriman, kemudian klik tombol Terapkan untuk menampilkan opsi layanan pengiriman yang diinginkan. Pilih salah satu layanan pengiriman. Kemudian Isi detail pengeriman seperti nama, nomor telpon dan lain-lain.
Kirim bukti transfer di halaman Konfirmasi Transfer. Bukti transfer berformat gambar dan tidak lebih dari 100MB
Untuk melihat status pesananmu, bisa melalui email atau ke halaman Cek Status Pesananku
Kategori Buku | : Non Fiksi |
Penulis | : Septy Nurfadhillah, M.Pd, dkk. |
Jumlah Halaman | : 103 halaman |
Dimensi | : 17 x 25 |
ISBN | : 978-623-338-478-0 |
E-ISBN | : 978-623-338-479-7 |
Tahun Terbit | : 2021 |
Editor | : Hani Wijayanti |
Desain & Penata Letak | : Freepik, Meditation Art |
Kata
inklusi berasal dari Bahasa Inggris yaitu “inclusion”, yang berarti
mengajak masuk atau mengikutsertakan. Lawan katanya adalah eksklusif, yang
berasal dari kata “exclusion”, bermakna mengeluarkan atau memisahkan.
Pengertian inklusif digunakan sebagai sebuah pendekatan untuk membangun dan
mengembangkan sebuah lingkungan yang semakin terbuka; mengajak masuk dan
mengikutsertakan semua orang dengan berbagai perbedaan latar belakang,
karakteristik, kemampuan, status, kondisi, etnik, budaya dan lainnya. Terbuka
dalam konsep lingkungan inklusif, berarti semua orang yang tinggal, berada dan
beraktivitas dalam lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat merasa aman
dan nyaman mendapatkan hak dan melaksanakan kewajibannya.
Untuk
memaknai sekolah inklusi diperlukan pemahaman dasar tentang peserta didik di
sekolah tersebut, yang sebagiannya disebut dengan peserta didik difabel atau
sering dikenal pula dengan istilah “Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)” (children
with special needs). Peserta didik ABK adalah seseorang yang secara
signifikan mengalami kelainan atau penyimpangan (fisik, mental, intelektual,
sosial, dan emosional) dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya
dibandingkan dengan orang lain yang seusia, sehingga memerlukan pelayanan
pendidikan khusus. Atau seseorang yang berbeda dari rata-rata umumnya,
disebabkan ada permasalahan dalam kemampuan berpikir, penglihatan, pendengaran,
sosialisasi, dan gerak.
Konsep
ABK memiliki makna dan spektrum yang lebih luas dibandingkan dengan konsep anak
luar biasa (exceptional children). Dalam bidang pendidikan penyandang
ABK memerlukan layanan yang spesifik karena memiliki hambatan belajar dan
perkembangan (barier to learning and development), seperti: tunanetra,
tunarungu, tunawicara, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, sehingga mereka
mencapai akselerasi sebagaimana peserta didik normal dalam belajarnya; termasuk
dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial. Individu tunalaras biasanya menunjukkan
perilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku di
sekitarnya. Sebagian fungsi fisik, psikis, kognitif, atau sosialnya terhambat
dalam mencapai aktualisasi potensinya secara maksimal.
Keyword : Pendidikan, Inklusi, Sekolah, Dasar, jejakpublisher, jejak publisher, jejak, publisher, Pendidikan Inklusi Sekolah Dasar, Pendidikan Inklusi Sekolah Dasar jejak publisher, Pendidikan Inklusi Sekolah Dasar jejakpublisher