Pilih produk yang ingin anda beli. Klik Detail, lalu klik tombol Add to Cart
Klik tombol View Your Cart yang ada di atas halaman (header) sehingga muncul pop up keranjang belanja. Klik tombol Check Out With
Isikan alamat tujuan pengiriman, kemudian klik tombol Terapkan untuk menampilkan opsi layanan pengiriman yang diinginkan. Pilih salah satu layanan pengiriman. Kemudian Isi detail pengeriman seperti nama, nomor telpon dan lain-lain.
Kirim bukti transfer di halaman Konfirmasi Transfer. Bukti transfer berformat gambar dan tidak lebih dari 100MB
Untuk melihat status pesananmu, bisa melalui email atau ke halaman Cek Status Pesananku
Kategori Buku | : Non Fiksi |
Penulis | : Sultan Bagus Firmansyah |
Jumlah Halaman | : 251 halaman |
Dimensi | : 14 x 20 |
ISBN | : 978-623-338-516-9 |
E-ISBN | : 978-623-338-517-6 |
Tahun Terbit | : 2021 |
Editor | : Ali Imron, S.Sos., M.A; Ir. Eko Priyanto, M.P |
Desain & Penata Letak | : Sultan Bagus Firmansyah |
Kondisi Pancasila yang
semakin kalah kencang eksistensinya dibanding teknologi semakin mengundang
kekhawatiran. Bukan sebab Pancasila yang kurang mutakhir, namun intensitasnya
yang kian hari kian kurang disoroti menjadi persoalan yang perlu diurungkan.
Maksudnya, warga negara
Indonesia sayogyanya lah senantiasa menaruh refleksi tentang “sudah sejauh mana
peran Pancasila sebagai aktor pemersatu bangsa”—oleh sebab itu, meruang-diskusikan Pancasila
tidak boleh semata-mata menjadi topik yang basi alias lekang dimakan zaman; di
dalamnya pasti akan terdapat fenomena dan/ atau hal baru yang menjanjikan
sebagai wadah multi-faham mengenai Pancasila itu sendiri.
Sedari dulu, meja obrolan mengenai Pancasila tak
kunjung menemukan titik terangnya, yang sehingga mengundang kalangan ahli untuk
meramu-fikir (dan akhirnya) nyaris selalu menimbulkan perdebatan. Tentu tidak
salah jika saat si A, si B, dan siapa saja memiliki tafsiran Pancasila yang
berseberangan; namun yang pasti, orisinalitas nya disini tidak bisa apabila sampai
diobok-obok. Dari kejadian itu lah sebab mengapa “babak-diskusi” Pancasila tidak akan lekang digerus
waktu.
Peran khalayak muda
(pun) seharusnya menjadi perangkat pemikir suatu bangsa yang handal; ide-ide
nya pasti akan sangat mudah diajak berjibaku melawan sisi negatif modernisasi.
Sejauh keyakinan saya, anak muda sangat memiliki kapasitas yang “anti capek” di
segala medan: medan berfikir, berkritis, dan beraksi. Nuansa berfikir mereka
cenderung didominasi oleh kompilasi ide yang (terkadang) keterlaluan di luar
batas. Namun boleh-boleh saja, alias tidak ada salahnya; apalagi teruntuk anak
muda yang berkesempatan merasakan kursi perguruan tinggi, akan justru
keterlaluan apabila mereka tidak mencoba memikirkan keberlangsungan nasib
negeri ini yang tiada batas.
Simpulnya, buku ini
(berusaha) menggoda kembali kalangan pemikir dan khalayak (umum) untuk me-refresh dan membangun kerangka fikir
yang sistematis nan logis mengenai Pancasila. Pembaca diharapkan bisa membentuk
tafsirannya sendiri tanpa mengubah orisinalitas Pancasila. Buku ini mencoba
menuntun pembaca dengan proyeksi multi-disiplin ilmu, nilai etiket/ aksiologi
yang riil, dan memuat ilustrasi kasus yang komprehensif sebagai alternatif
cocoklogi pembaca.
Selamat
Membaca, Tuhan Memberkati Kita!
Keyword : Sekitar, Pancasila, &, Etiket, Mempelajarinya, jejakpublisher, jejak publisher, jejak, publisher, Sekitar Pancasila & Etiket Mempelajarinya, Sekitar Pancasila & Etiket Mempelajarinya jejak publisher, Sekitar Pancasila & Etiket Mempelajarinya jejakpublisher